Semenjak batik
ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia pada tahun 2009 yang lalu,
pertumbuhan bisnis batik meningkat dengan tajam. Baik dari kombinasi
motif dan warnanya, maupun permintaan batik untuk seragam ataupun
koleksi pribadi. Apalagi didukung dari sebagian instansi maupun perkantoran
yang mewajibkan karyawannya untuk menggunakan seragam batik pada hari
tertentu.
Roda perekonomian bisnis batik di pusat grosir batik Setono Pekalongan ikut bergairah. Ini ditandai dengan terus dikembangkannya lahan pertokoan di Pasar Grosir Setono tersebut. Dengan lokasinya yang strategis di jalur Pantura, sangat memudahkan para pengunjung maupun orang yang tidak sengaja lewat untuk mampir di pasar grosir batik ini. Hingga akhirnya pemerintah kota Pekalongan menjadikan pasar grosir batik Setono sebagai salah satu ikon wisata kota Pekalongan. Total omzet hariannya juga terus bertambah, apalagi jika ada hari libur pengunjung semakin padat.
Disadari atau tidak yang namanya bisnis tentu ada pasang surutnya, dan ini juga terjadi kepada para pengusaha batik yang mempunyai kios di pasar grosir Setono. Namun demikian, oleh karena industri batik adalah penopang terbesar penghasilan seluruh warga kota Pekalongan, maka para pengusaha batik Pekalongan akan terus berjuang untuk mempertahankan eksistensi bisnis batiknya.
Pengusaha batik yang mempunyai kios di pasar grosir Setono tidak hanya warga yang berasal dari kota Pekalongan saja, namun ada juga yang berasal dari kabupaten Pekalongan. Bahkan banyak pengusaha batik dari kabupaten Pekalongan yang tidak berkesempatan untuk memiliki kios di pasar grosir Setono. Hal inilah yang memacu pemda kabupaten Pekalongan untuk membuat sentra batik baru di wilayah kabupaten Pekalongan.
Setelah melalui berbagai pertimbangan yang ada termasuk titik strategis, akhirnya dibuatlah sentra batik baru di Wiradesa dengan nama International Batik Center (IBC). Sebuah upaya yang patut diacungi jempol kepada pemda kabupaten Pekalongan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan menggairahkan roda perekonomian warganya.
Walaupun pemilihan nama sentra batik ini terlalu muluk-muluk, namun tidak mengurangi sambutan masyarakat untuk menunggu beroperasinya sentra batik ini. Jika sudah mengambil istilah "international" diharapkan pelayanan, venue, dan fasilitas benar-benar mempunyai standard internasional dan tidak asal-asalan.
Pembangunan sentra batik IBC ini mempunyai tantangan yang tidak mudah, pasalnya sentra batik yang telah dibangun sebelumnya, yaitu Grosir Batik Pantura, hingga saat ini perkembangannya masih jauh dari harapan, bahkan tidak sedikit kios yang terpaksa harus ditutup.
IBC dibangun di jalur pantura Wiradesa, tepatnya di Jl. Ahmad Yani kabupaten Pekalongan, sebelah selatan jalur pantura, posisinya sangat pas untuk jalur arah ke barat. International Batik Center menyediakan 700 unit usaha (kios) baik AC maupun non AC dengan berbagai ukuran yang didukung oleh fasilitas penunjang seperti museum batik, kursus membatik, sarana ibadah, area wisata kuliner dan area bermain anak, serta ditunjang oleh area parkir yang luas.
Beberapa fasilitas utama IBC antara lain adalah :
- 3 lokasi toilet
- tempat parkir yang mampu menampung 30 bus, 300 mobil, dan 700 sepeda motor
- car call dan sound system untuk informasi
- ATM center
- cafe dan restaurant keluarga
- area bermain anak
- pusat jajanan dan oleh-oleh
- sistem pemadam kebakaran dan fire alarm
- sistem keamanan 24 jam
- musholla
- bussiness center
- ruang multifungsi (pendopo)
- ruang tunggu pengemudi
- fasilitas edukasi batik
Besar harapan dari para pengusaha dan pengrajin batik di Pekalongan, agar pemda dan pengelola IBC tetap teguh menjalankan program dan amanah, istiqomah dalam melayani pedagang maupun pembeli, berpihak kepada para pengrajin, berupaya untuk meramaikan IBC. Para pelaku batik juga tidak ingin bahwa pembangunan sentra batik IBC ini hanya dijadikan kendaraan politik oleh segelintir orang saja, apalagi yang benar-benar ingin mendapatkan penghasilan pribadi dari operasional bisnis batik di IBC ini.
Roda perekonomian bisnis batik di pusat grosir batik Setono Pekalongan ikut bergairah. Ini ditandai dengan terus dikembangkannya lahan pertokoan di Pasar Grosir Setono tersebut. Dengan lokasinya yang strategis di jalur Pantura, sangat memudahkan para pengunjung maupun orang yang tidak sengaja lewat untuk mampir di pasar grosir batik ini. Hingga akhirnya pemerintah kota Pekalongan menjadikan pasar grosir batik Setono sebagai salah satu ikon wisata kota Pekalongan. Total omzet hariannya juga terus bertambah, apalagi jika ada hari libur pengunjung semakin padat.
Disadari atau tidak yang namanya bisnis tentu ada pasang surutnya, dan ini juga terjadi kepada para pengusaha batik yang mempunyai kios di pasar grosir Setono. Namun demikian, oleh karena industri batik adalah penopang terbesar penghasilan seluruh warga kota Pekalongan, maka para pengusaha batik Pekalongan akan terus berjuang untuk mempertahankan eksistensi bisnis batiknya.
Pengusaha batik yang mempunyai kios di pasar grosir Setono tidak hanya warga yang berasal dari kota Pekalongan saja, namun ada juga yang berasal dari kabupaten Pekalongan. Bahkan banyak pengusaha batik dari kabupaten Pekalongan yang tidak berkesempatan untuk memiliki kios di pasar grosir Setono. Hal inilah yang memacu pemda kabupaten Pekalongan untuk membuat sentra batik baru di wilayah kabupaten Pekalongan.
Setelah melalui berbagai pertimbangan yang ada termasuk titik strategis, akhirnya dibuatlah sentra batik baru di Wiradesa dengan nama International Batik Center (IBC). Sebuah upaya yang patut diacungi jempol kepada pemda kabupaten Pekalongan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan menggairahkan roda perekonomian warganya.
Walaupun pemilihan nama sentra batik ini terlalu muluk-muluk, namun tidak mengurangi sambutan masyarakat untuk menunggu beroperasinya sentra batik ini. Jika sudah mengambil istilah "international" diharapkan pelayanan, venue, dan fasilitas benar-benar mempunyai standard internasional dan tidak asal-asalan.
Pembangunan sentra batik IBC ini mempunyai tantangan yang tidak mudah, pasalnya sentra batik yang telah dibangun sebelumnya, yaitu Grosir Batik Pantura, hingga saat ini perkembangannya masih jauh dari harapan, bahkan tidak sedikit kios yang terpaksa harus ditutup.
IBC dibangun di jalur pantura Wiradesa, tepatnya di Jl. Ahmad Yani kabupaten Pekalongan, sebelah selatan jalur pantura, posisinya sangat pas untuk jalur arah ke barat. International Batik Center menyediakan 700 unit usaha (kios) baik AC maupun non AC dengan berbagai ukuran yang didukung oleh fasilitas penunjang seperti museum batik, kursus membatik, sarana ibadah, area wisata kuliner dan area bermain anak, serta ditunjang oleh area parkir yang luas.
Beberapa fasilitas utama IBC antara lain adalah :
- 3 lokasi toilet
- tempat parkir yang mampu menampung 30 bus, 300 mobil, dan 700 sepeda motor
- car call dan sound system untuk informasi
- ATM center
- cafe dan restaurant keluarga
- area bermain anak
- pusat jajanan dan oleh-oleh
- sistem pemadam kebakaran dan fire alarm
- sistem keamanan 24 jam
- musholla
- bussiness center
- ruang multifungsi (pendopo)
- ruang tunggu pengemudi
- fasilitas edukasi batik
Besar harapan dari para pengusaha dan pengrajin batik di Pekalongan, agar pemda dan pengelola IBC tetap teguh menjalankan program dan amanah, istiqomah dalam melayani pedagang maupun pembeli, berpihak kepada para pengrajin, berupaya untuk meramaikan IBC. Para pelaku batik juga tidak ingin bahwa pembangunan sentra batik IBC ini hanya dijadikan kendaraan politik oleh segelintir orang saja, apalagi yang benar-benar ingin mendapatkan penghasilan pribadi dari operasional bisnis batik di IBC ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !